TEMPO/FULLY SYAFI
Dua Hari Lagi, Penerbangan Garuda Pulih
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah menyatakan perbaikan sistem teknologi informasi di Garuda Indonesia baru akan kembali normal dalam dua hari kedepan. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan saat ini sistem di Garuda harus kembali ke sistem manual. “Baru bisa normal dua hari kedepan,” kata Hatta di kantornya, Jakarta Selasa (23/11)
Ia mengatakan sudah bertemu dengan pimpinan Garuda Indonesia untuk meminta penjelasan terkait dibatalkannya sejumlah penerbangan Garuda. “Ada perbaikan sistem supaya lebih efisien,” katanya.
Namun, kata Hatta sistem teknologi informasi yang baru itu tiba-tiba down, sehingga Garuda harus menyusun kembali sistem secara manual. Sistem yang baru itu, kata Hatta mengatur kru dan jadwal penerbangan. “Maksudnya perbaikan sistem itu baik, supaya kedepannya jauh lebih efisien, tapi tiba-tiba down,” katanya.
Hatta meminta Garuda Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat supaya masyarakat tidak dibuat resah dengan banyaknya pembatalan penerbangan Garuda, Senin dan Selasa hari ini. “Publik harus diberi penjelasan yang benar karena ini bisa merugikan,” katanya.
Dengan Garuda memberikan penjelasan ke publik, Hatta berharap masyarakat bisa memahami kondisi yang sebenarnya dihadapi oleh Garuda. “Ini mungkin bisa saja terjadi disaat ada perbaikan sisitem,” ujarnya.
Terlebih lagi dengan kondisi persaingan antarmaspakai yang semakin ketat dan rencana penawaran perdana saham Garuda Indonesia, Hatta berharap Garuda bisa memberikan penjelasan yang apa yang sebenarnya terjadi ke publik.
PT. Garuda Indonesia membatalkan 13 penerbangan hari ini. Penerbangan yang ditunda antara lain ke Palembang, Semarang, Kuala Lumpur (Malaysia), Medan, Makassar dan Surabayar.
Penundaan terjadi menyusul masa migrasi dari sistem lama ke sistem baru. Garuda pun terpaksa menutup reservasi sejak kemarin hingga besok.
Kekacauan terjadi setelah sistem baru integrated operation control system gagal dioperasikan sejak 19 November lalu. Sistem teknologi informasi senilai US$ 1,5 juta itu digunakan untuk memantau pergerakan pesawat, kru dan lalu lintas penerbangan.
IQBAL MUHTAROM
Berita Asal Baca di :
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/23/brk,20101123-293704,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar